Senin, 29 April 2013

Sejarah Kota Jombang Jawa Timur


logo Kab. Jombang 

No.KecamatanLuas Wilayah
(km²)
Jumlah
desa/kelurahan
1Bandar Kedungmulyo32,5011
2Perak29,0513
3Gudo34,3918
4Diwek47,7020
5Ngoro49,8613
6Mojowarno78,6219
7Bareng94,2713
8Wonosalam121,639
9Mojoagung60,1818
10Sumobito47,6421
11Jogoroto28,2811
12Peterongan29,4714
13Jombang36,4020
14Megaluh28,4113
15Tembelang32,9415
16Kesamben51,7214
17Kudu77,7511
18Ngusikan34,9811
19Ploso25,9613
20Kabuh97,3516
21Plandaan120,4013
Letak Geografis Jombang adalah terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km², dan jumlah penduduknya 1.201.557 jiwa (2010), terdiri dari 597.219 laki-laki dan 604.338 perempuan. Pusat kota Jombang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Madiun-Jogjakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban.
letak geografis Jombang



Sejarah dan Kebudayaan Kota Jombang - Penemuan fosil Homo Mojokertensis di lembah sungai brantas menunjukkan bahwa seputaran wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang diduga telah dihuni sejak ratusan ribu tahun yang lalu.
Tahun 929, Raja Mpu Sindok memindahkan pusat Kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, diduga karena letusan Gunung Merapi atau serangan Sriwijaya. Beberapa literatur menyebutkan pusat kerajaan yang baru ini terletak di Watugaluh, tepi Kali Brantas yang kini adalah Kecamatan Megaluh (Kabupaten Jombang). Suksesor Mpu Sindok adalah Sri Isyana Tunggawijaya (947-985) dan Dharmawangsa (985-1006). Tahun 1006, Sriwijaya menghancurkan ibukota kerajaan Mataram dan menewaskan Raja Dharmawangsa. Airlangga, putera mahkota yang ketika itu masih muda, berhasil meloloskan diri dari serbuan Sriwijaya, dan ia menghimpun kekuatan untuk mendirikan kembali kerajaan yang telah runtuh. Bukti petilasan sejarah Airlangga sewaktu menghimpun kekuatan kini dapat dijumpai di Sendang Made, Kecamatan Kudu (Kabupaten Jombang). Tahun 1019, Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan, yang kelak wilayahnya meliputi Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, serta mengadakan perdamaian dengan Sriwijaya.
Pada masa Kerajaan Majapahit, wilayah yang kini Kabupaten Jombang merupakan gerbang Majapahit. Gapura barat adalah Desa Tunggorono (Kecamatan Jombang), sedang gapura selatan adalah Desa Ngrimbi (Kecamatan Bareng). Hingga ini banyak dijumpai nama-nama desa/kecamatan yang diawali dengan prefiks mojo-, di antaranya Mojoagung, Mojowarno, Mojoanyar, Mojoroto, Mojodukuh, Mojoduwur, Mojokrapak Mojojejer, Mojotengah, Mojongapit, dan sebagainya. Salah satu peninggalan Majapahit di Jombang adalah Candi Arimbi di Kecamatan Bareng.
Menyusul runtuhnya Majapahit, agama Islam mulai berkembang di kawasan, yang penyebarannya dari pesisir pantai utara Jawa Timur. Jombang kemudian menjadi bagian dari Kerajaan Mataram Islam. Seiring dengan melemahnya pengaruh Mataram, Kolonialisasi Belanda menjadikan Jombang sebagai bagian dari wilayah VOC pada akhir abad ke-17, yang kemudian sebagai bagian dari Hindia Belanda. Etnis Cina juga berkembang; Kelenteng Hong San Kiong di Gudo, yang konon didirikan pada tahun 1700 masih berfungsi hingga kini. Hingga kini pun masih ditemukan sejumlah kawasan yang mayoritasnya adalah etnis Tionghoa dan Arab.
Tahun 1811, didirikan Kabupaten Mojokerto, di mana meliputi pula wilayah yang kini adalah Kabupaten Jombang. Jombang merupakan salah satu residen di dalam Kabupaten Mojokerto. Bahkan Trowulan (di mana merupakan pusat Kerajaan Majapahit), adalah masuk dalam Kawedanan (onderdistrict afdeeling) Jombang.
Alfred Russel Wallace (1823-1913), naturalis asal Inggris yang memformulasikan Teori Evolusi dan terkenal akan Garis Wallace, pernah mengunjungi dan bermalam di Jombang ketika mengeksplorasi keanekaragaman hayati Indonesia.
Tahun 1910, Jombang memperoleh status Kabupaten, yang memisahkan diri dari Kabupaten Mojokerto, dengan Raden Adipati Arya Diningrat sebagai Bupati Jombang pertama. Masa pergerakan nasional, wilayah Kabupaten Jombang memiliki peran penting dalam menentang kolonialisme. Beberapa putera Jombang merupakan tokoh perintis kemerdekaan Indonesia, seperti KH Hasyim Asy’ari (salah satu pendiri NU dan pernah menjabat ketua Masyumi) dan KH Wachid Hasyim (salah satu anggota BPUPKI termuda, serta Menteri Agama RI pertama).
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur mengukuhkan Jombang sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur.

Tambahan data lainnyaJombang termasuk Kabupaten yang masih muda usia, setelah memisahkan diri dari gabungannya dengan Kabupaten Mojokerto yang berada di bawah pemerintahan Bupati Raden Adipati Ario Kromodjojo, yang ditandai dengan tampilnya pejabat yang pertama mulai tahun 1910 sampai dengan tahun 1930 yaitu : Raden Adipati Ario Soerjo Adiningrat.
Menurut sejarah lama, konon dalam cerita rakyat mengatakan bahwa salah satu desa yaitu desa Tunggorono, merupakan gapura keraton Majapahit bagian Barat, sedang letak gapura sebelah selatan di desa Ngrimbi, dimana sampai sekarang masih berdiri candinya.
Salah Satu Peninggalan Sejarah di Kabupaten Jombang Candi Ngrimbi, Pulosari Bareng Bahkan di dalam lambang daerah Jombang sendiri dilukiskan sebuah gerbang, yang dimaksudkan sebagai gerbang Mojopahit dimana Jombang termasuk wewenangnya Suatu catatan yang pernah diungkapkan dalam majalah Intisari bulan Mei 1975 halaman 72, dituliskan laporan Bupati Mojokerto Raden Adipati Ario Kromodjojo kepada residen Jombang tanggal 25 Januari 1898 tentang keadaan Trowulan (salah satu onderdistrict afdeeling Jombang) pada tahun 1880.

Sehingga kegiatan pemerintahan di Jombang sebenarnya bukan dimulai sejak berdirinya (tersendiri) Kabupaten jombang kira-kira 1910, melainkan sebelum tahun 1880 dimana Trowulan pada saat itu sudah menjadi onderdistrict afdeeling Jombang, walaupun saat itu masih terjalin menjadi satu Kabupaten dengan Mojokerto. Fakta yang lebih menguatkan bahwa sistem pemerintahan Kabupaten Jombang telah terkelola dengan baik adalah saat itu telah ditempatkan seorang Asisten Resident dari Pemerintahan Belanda yang kemungkinan wilayah Kabupaten Mojokerto dan Jombang Lebih-lebih bila ditinjau dari berdirinya Gereja Kristen Mojowarno sekitar tahun 1893 yang bersamaan dengan berdirinya Masjid Agung di Kota Jombang, juga tempat peribadatan Tridharma bagi pemeluk Agama Kong hu Chu di kecamatan Gudo sekitar tahun 1700.
Konon disebutkan dalam cerita rakyat tentang hubungan Bupati Jombang dengan Bupati Sedayu dalam soal ilmu yang berkaitang dengan pembuatan Masjid Agung di Kota Jombang dan berbagai hal lain, semuanya merupakan petunjuk yang mendasari eksistensi awal-awal suatu tata pemerintahan di Kabupaten Jombang.
Sementara itu, kata “Jombang = Ijo Abang “
Ada banyak pemaknaan yang bisa dan biasa dibuat manusia atas sebuah warna maupun beberapa kombinasinya. Bahkan, selain dimaknai, elemen warna sering pula dijadikan semacam instrumen untuk memaknai sesuatu. Sederhananya, selain dimaknai, warna juga bisa memaknai suatu fenomena.
Proses pemaknaan serupa juga terjadi pada Kabupaten Jombang yang dalam simbol kedaerahannya diwakili secara dominan oleh warna-warna hijau dan merah.
Dari kedua warna itu pulalah muncul akronim kata Jombang, yang terdiri dari ijo (hijau) dan abang (merah). Hingga saat ini, kedua warna tadi dipercaya sebagai mula asal kata Jombang, singkatan dari ijo dan abang.
Dalam sebuah literatur resmi keluaran pemerintah daerah (pemda) setempat, Monografi Kabupaten Jombang, ijo bermakna kesuburan serta sikap bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, sementara abang dimaknai sebagai sifat berani, dinamis, atau sikap kritis. Akan tetapi, berbeda dengan “pengartian resmi” tadi, masyarakat Jombang memiliki cara tersendiri untuk memaknai keberadaan serta latar belakang budaya mereka. Ijo mewakili kultur santri, kaum agamawan, atau lebih spesifik lagi Islam, yang berasal dari masyarakat pesisir. Sementara abang dipercaya mewakili kultur masyarakat abangan berpaham nasionalis, yang berasal dari masyarakat daerah pedalaman dan berlatar sejarah Mataraman (kejawen)

candi Rimbi

Asal usul nama Jombang berasal dari bunga bernama Jombang dimana bunga itu banyak tumbuh di kota Jombang.
bunga Jombang




Rabu, 03 April 2013

MAKALAH PRANATA SOSIAL


PRANATA SOSIAL


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pranata sosial terbentuk melalui norma-norma atau kaidah-kaidah yang biasanya terhimpun atau berkisar (bersentripetal atau pengaruh ke titik pusat) di sekitar fungsi-fungsi atau tugas-tugas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhab pokok karena tujuannya adalah mengatur cara berpikir dan cara bertindak untuk memenuhi kebutuhan pokok. Ada himpunan kaidah yang befungsi pemenuhan pokok yang lain. Dengan kata lain bahwa pranata sosial merupakan himpunan kaidah-kaidah atau norma-norma.
Supaya hubungan yang ada di dalam masyarakat mempunyai kekuatan mengikat perbeda-beda, diperlukan sebuah pranata sosial budaya, yang dimana mempunyai fungsi-fungsi dan aturan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai pranata sosial dan jenis-jenis pranata sosial serta perubahan pranata sosial. perubahan sosial, arah perubahan sosial yang merupakan suatu gejala perubahan dari suatu keadaan sosial tertentu ke dalam sosial lainnya. Karena itu, perubahan sosial pasti memiliki suatu arah atau tujuan tertentu.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.     Sebutkan Ciri dan Fungsi Pranata Sosial ?
2.     Jelaskan Proses pertumbuhan pranata sosial ?
3.     Sebutkan pranata sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat ?
1.     C. Tujuan Penyusunan
Adapun tujuan-tujuan masalah dalam makalah pranata sosial budaya , adalah sebagai berikut :
1.     Mengetahui ciri dan fungsi pranata sosial
2.     Mengetahui proses pertumbuhan pranata sosial
3.     Mengetahui pranata sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat
4.     Mengetahui dampak dari perubahan sosial terhadap perkembangan pranata sosial budaya.

D. Metode Penulisan
Adapun metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu metode deduktif dimana beranjak dari pembahasan umum ke pembahasan yang lebih khusus.
E. Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang
2.     Rumusan Masalah
3.     Tujuan Penyusunan
4.     Metode Penulisan
5.     Sistematika Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
1.     Ciri dan Fungsi Pranata Sosial
1.     Proses pertumbuhan pranata sosial
2.     pranata sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ciri dan Fungsi Pranata Sosial
1. Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial merupakan terjemahan dari sosial institution, walaupun para sarjana sosiologi belum mempunyai kata sepakat tentang hal itu. Karena sosial institusional selain diartikan pranata sosial, juga diartikan bangunan sosial yang merupakan terjemahan darisoziale gebilde (bahasa jerman), bahkan ada pula yang mengartikan lembaga kemasyarakatan.
Beberapa definisi pranata sosial menurut ahli sosiologi adalah sebagai berikut
·         Koenjaraningrat (1990), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan unsur-unsur yang mengatur perilaku para warga masyarakat yang saling berinteraksi.
·         Soekanto (1987), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan lembaga kemasyarakatan yang lebih menunjukan suatu bentuk dan sekaligus mengandung pengertian-pengertian abstrak perihal adanya norma-norma dan peraturan tertentu yang menjadi cirri dari sautu lembaga.
·         Mac Iver dan Charles (1988), berpendapat bahwa pranata sosial merupakan lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara suatu prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antar manusia dalam suatu kelompok kemasyarakatan atau sosial.
·         Dan masih banyak pendapat-pendapat lain yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi lainnya.
Pranata sosial bertujuan untuk memenuhikebutuhan-kebutuhan pokok manusia,pada dasar mempunyai beberapa fungsi sebagai :
1) Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkahlaku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.
2) Menjaga keutuhan masyarakat
3) Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan system pengendalian sosial (sosial control ). Artinya system pengawasan masyarakat terhadap tingkahlaku anggota-anggotanya.
Fungsi-fungsinya diatas menyatakan bahwa apabila seseorang hendak mempelajari kebudayaan dan masyarakat tertentu maka harus pula memperhatikan secara teliti lembaga-lembaga kemasyarakatan di masyarakat yang bersangkutan.
2. Ciri-ciri Pranata Sosial
Secara lengkap ciri-ciri pranata sosial diberikan oleh Gillin and Gillin dalam General features of institution diuraikan secara umum sebagai berikut:
1) Suatu lembaga kemasyarakatan adalah organisasi pola-pola pemikiran dan pola-pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
2) Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan cirri dari semua lembaga kemasyarakatan.
3) Lembaga kemasyarakatan mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
4)Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan lembaga bersangkutan seperti bangunan, peralatan, mesin dan lain sebagainya.
5) Lambang- lambang juga merupakan cirri khas dari lembaga-lembaga kemasyarakatan.
6)Suatu kembaga kemasyarakatan mempunyai tradisi tertulis ataupun tidak tertulis yang merumuskan tujuan, tata tertib yang berlaku,dan lain-lain.
Selain ciri-ciri,lembaga sosial mempunyai sifat-sifat umum seperti, menurut Harjono (1986:139) sebagai berikut:
1) Pranata sosial berfungsi sebagai satu unit dalam system kebudayaan yang merupakan satu kesatuan bulat.
2) Pranata sosial biasanya mempunyai berbagai tujuan yang jelas
3) Pranata sosial biasanya relative kokoh
4) Pranata sosial dalam melakukan fungsinya sering mempergunakan hasil kebudayaan material
5) Sifat karakteristik yang ada pada pranata sosial adalah lambang,dan
6) Pranata sosial biasanya mempunyai tradisi tertulis atau lisan yang jelas
Beberapa syarat pranata atau lembaga menurut Suhardi (1987 : 66-67) yaitu :
1) Harus memiliki aturan atau norma hidup dalam ingatan atau yang tertulis.
2) Aktitas-aktivitas bersama itu harus memiliki suatu system hubungan yang didasarkan atas norma-norma tertentu.
3) Aktitas-aktivitas bersama itu harus memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu yang didasari dan dipahami oleh kelompok masyarakat bersangkutan.
4) Harus memiliki peralatan dan perlengkapan.
Dengan demikian bahwa pranata atau lembaga merupakan kelompok individu yang memiliki norma dan berhubungan secara langgeng, dimana anggotanya memiliki fungsi masing-masing untuk mendukung fungsi pranata itu sendiri
3. Tipe-tipe Pranata Sosial
Tipe-tipe pranata sosial dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Menurut Gillin dan Gillin pranata sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Crescive institusions dan enacted institutions merupakan klasifikasi dari sudut perkembangan. Crescive institusions disebut juga lembaga-lembaga paling primer, lembaga yang tak sengaja tumbuh dari adapt istiadat masyarakat. Contoh hak milik, agama, dan seterusnya. Sedangkan enacted institusions dengan sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya lembaga utang piutang, lembaga perdagangan, dan lain- lain.
2)Dari sudut nilai yang diterima dari masyarakat, timbul klasifikasi lembaga sosial berdasarkan basic institusionsdan subsidiaryBasic institusions dianggap sebagai lembaga sosial yang sangat penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib,misalnya keluarga, sekolah-sekolah Negara, dan sebagainya. Subsidiary institusions dianggap yang kurang penting, seperti misalnya kegiatan rekreasi.
3) Dari sudut penerimaan masyarakat dapat dibedakan approved atau sosial sanctioned instiitutions denganunsanctioned institusions. Apporoved atau sosial sancationed institusional adalah lembaga-lembaga yang diterima masyarakat seperti sekolah, perusahaan dagang dan lain-lain.unsanctioned institutions yang ditolak keberadaannya oleh masyarakatitu sendiri tidak berhasil memberantasnya. Misalnya kelompok penjahat, perampok dan lain-lain.
4) Perbedaan antara general institusions dengan restricted institutions timbul apabila klasifikasi terebut berdasarkan pada fektor-penyebabnya.misalnya agama adalah suatu general institutions karena hamper dikenal oleh seluruh masyarakat di dunia.sedangkan agama islam, kristen,budha,hindu dan lain-lain. Merupakan restected institutions yang dianut oleh masyrakat-masyarakat dunia.
5)Dilihat dari fungsi lembaga sosial dibedakan oleh operative institutions atau regulative institutions. operative institutions berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti lembaga industri. Sedangkan regulative institutions bertujuan untuk mengawasi adapt istiadat atau tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga itu sendiri.
4. Perubahan Pranata Sosial
Kebudayan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat,bukanlah merupakan sesuatu yang bersifat statis. Karena fungsinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia yang beraneka ragam selalu berubah-ubahmaka pranata sosial pun dapat mengalami perubahan nya sulit dilakukan. Hal ini sangat tergantung pada beberapa hal seperti:
1) Proses internalisasi pranata sosial yang dialami sejak lahir sampai meninggal,merupakan proses yang relative lama.
2) Karena adanya control sosial, yang ada dasarnya merupakan suatu mekanisme dalam kehidupan masyarakat yang dijalankan untuk menjamin agar individu mematuhi norma-norma yang berlaku.
Karena itu walaupun pranata sosial dapat berubah tetapi dalam kenyataan Perubahan sosial dalam masyarakat berdampak pada adanya perkembangan pada pranata sosial baru dalam sistemem aspek kehidupan masyarakat.. Pranata-pranata sosial tersebut membawa kemajuan dan kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi disisi lain melahirkan perubahan dalam pola hidup masyarakat yang tidak sedikit membawa akses negative didalamnya.
Beberapa perubahan pranata sosial yang dapat kita amati sebagai berikut:
1) Dalam bidang ekonomi, munculnya supermarket, berdirinya bank-bank dengan berbagai fasilitas pelayanannya. Kondidi semacam ini membentuk pola hidup masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat modern.
2) Dalam bidang sosial, timbulnya organisasi-organisasi yang banyak menampung kegiatan remaja sesuai dengan minta dan bakatnya, seperti organisasi pencinta alam, basket, dan modeling.
3) Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, munculnya berbagai pranata baru yang menggantikan pranata tradisional, seperti teknologi transportasi dan informasi (komputer dan internet).
4) Dalam bidang seni budaya, tumbuh pesatnya tempat-tempat hiburan dan kelompok-kelompok seni budaya, yang menggelar seni modern seperti bertambahnya setasiun TV swasta, sanggar seni modern, diskorik. Penomena ini melahirkan pola budaya baru yang secara tidak dasar telah mengubah pola kebudayaan lama.
5) Dalam bidang politik, demokratisasi mulai muncul mengeser budaya parochial yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia.
6) Dalam pranata keluarga mulai dilihat adanya pergeseran peran seorang ibu yang setelah adalah perubahan sosial, seorang ibu tidak hanya sebagai ibu rumah tangga saja tetapi juga bisa memiliki karier.
5. Cara dan Manfaat Mempelajari Pranata Sosial
Keberadaan proses sosial sangat penting dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia dan menciptakan kehidupan yang teratur dari hubungan-hubungan antarmanusia dalam masyarakat.. untuk itu sebagai anggota masyarakat yang baik sangat penting untuk memepelajari dan menelitinya. Dalam meneniliti pranata sosial, banyak ahli sosiologi memberikan beberapa pendekatan yang bias digunakan terhadap masalah tersebut sebagai berikut :
1) Analisis secara histories, bertujuan untuk meneliti sejarah timbul dan berkembangnya suatu lembaga kamasyarakat atau pranata sosial tertentu. Misalnya, diselidiki asal mula serta berkembang lembaga demokrasi,dll.
2) Analisis komparatif, bertujuan menelaah suatu lembaga kemasyarakatan tertentu dalam berbagai masyarakat berlainan atau lapisan sosial masyarakat.misalnya, bentuk-bentuk milik,dll.
3) Analisis fungsional,yaitu dengan jalan menganalisis hubungan antar lembaga-lembaga di dalam masyarakat tertentu.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dalam mempelajari pranata sosial, diantaranya:
1) Dapat mengerti dan memehami pranata sosial yang ada.
2) Memperoleh pengetahuan tentang keserasian antar norma dan berbagai bidang sehari-hari.
3) Dapat mengetahui hubungan antar pranata sosial.
4) Dapat mengetahui tatanan pranata sosial secara keseluruhan.
1.     B. Proses Pertumbuhan Pranata Sosial

1.     Norma Sosial
Norma dalah wujud konkrit dari nilai yang merupakan pedoman, berisi keharusan bagi individu atau masyarakat.
Norma dianggap positif apabila dianjurkan atau diwajibkan oleh lingkungan sosialnya. Sedangkan norma dianggap negatif, apabila tindakan atau prilaku seseorang dilarang dalam lingkungan sosialnya. Karena norma sosial sebagai ukuran untuk berperilaku sehingga individu dapat menyesuaikan diri dengan norma yang telah disepakati, maka diperlukan sanksi bagi individu yang melanggar norma. Karena seseorang yang melanggar norma harus diberikan penyadaran bahwa perbuatannya tersebut tidak sesuai dengan aturan.
Norma-norma yang terdapat di dalam kehidupan masyarakat mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang lemah kekuatan mengikatnya, adajuga yang kuat. Berkenaan hal tersebut dikenal ada empat pengertian norma, sebagai berikut :
1) Cara (usage), penyimpangan terhadap cara tidak akan mendapat hukuman yang berat, tetap hanya celaan. Contohnya orang yang makan bersuara, cara makan tanpa sendok dan garpu.
2) Kebiasaan (folkways), perbuatan yang berulang-ulang sehingga menjadi kebiasasan. Kebiasaan mempunyai kekuatan mengikat dibandingkan cara. Bila tidak dilakukan dianggap menyimpang dari kebiasaan umum dan masyarakat. Memberi hormat kepada orang lain yang lebih tua, mendahulukan kaum wanita waktu antri dan sebagainya.
3) Tata kelakuan (mores), kebiasaan yang dianggap tidak hanyasebagai perilaku saja, tetapi diterima sebagai norma-norma pengatur.
4) Adat istiadat (costum), yaitu tata kelakuan yang menyatu dengan pola-pola perilaku masyarakat dan memiliki kekuatan mangikat yang lebih.bila dilanggar akan mendapat sanksi keras dari masyarakat.
Dalam masyarakat dikenal beberapa norma yang mengatur pola perilakusetiap individu sebagai berikut :
1) Norma tidak tertulis yang dilakukan (informal) masyarakat dan telah melembaga, yang lambat laun akan berupa peraturan dan tertulis pula, walupun sifatnya tidak baku tetapi tergantung pada kebutuhan saat masyarakat, hal ini berupa gabungan dari folk-sway dan mores,seperti kebutuhan keluarga, cara membesarkan anak. Dari lembaga terkecil sampai masyarakat, akan mengenal norma prilaku, nilai cita-cita dan system hubungan sosial. Karena itu suatu lembaga mencakup :
1.     Seperangkat pola prilaku yang telah distandarisasi dengan baik
2.     Serangkaian tata kelakuan, sikapdan nilai-nilai yang mendukung,dan
3.     Sebentuk tradisi, ritual, upacara simbolik dan pakaian adapt serta perlengkapan yang lain.
2)Norma tertulis (formal), biasanya dalam bentuk peraturan atau hokum yang telah yang telah dibakukan dan berlaku dimasyarakat. Contoh :
1.     Norma yang umum berhubungan dengan kepentingan dan ketentraman warga masyarakat banyak.seperti mengganggu gadis yang lewat dll.
2.     Norma itu bertujuan mengatur dan menegakan kehidupan masyarakat, agar meresa tentram dan aman dari segala gangguan yang dapat merasahkan.
3) Tindakan atau perbuatan yang dilakukan individu atau sekelompok masyarakat berupa isenga atau meniru tindakan orang lain. Contohnya: individu meniru pakaiannya atau penampilan kelompok musik tentunya.
Berdasarkan klasifikasi diatas, ada beberapa norma yang umumnya berlaku dalam kehidupan suatu masyarakat, sebagai berikut.
1) Norma kesopanan / etika, adalah norma yang berpangkal pada aturan tingkah laku yang diakui masyarakat, seperti cara berpakaian, cara bersikap dan berbicara dalam pergaulan. Contohnya : memakai pakaian yang minim bagi perempuan tidak umum adalah tidak sopan.
2) Norma kesusilaan, norma ini mengatur bagaimana seseorang dapat berperilaku secara baik dengan pertimbangan moral atau didasarkan pada hari nurani atau ahlak manusia. Contohnya : tindakan pembunuhan atau perkosaan tentu banyak ditolak oleh masyarakat dimanapun, bagi masyarakat Indonesia berciuman di depan masyarakat umum dianggap melanggar norma susila, walaupun mereka pasangan suami istri.
3) Norma agama, didasarkan pada ajaran atau akidah suatu agama.dalam agama terdapat perintah dan larangan yang harus dijalankan pemeluknya.
4) Norma hukum, merupakan jenis norma yang paling jelas dan kuat ikatannya karena merupakan norma yang baku. Didasarkan pada perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dengan ketentuan yang sah dan terdapat penegak hokum sebagai pihak yang berwenang menjatuhkan sanksi. Contohnya : seorang terdakwa melakukan pembunuhan terancana divonis oleh hakim dengan dikenakan hukuman minimal 15 tahun.
5) Norma kebiasaan,didasrkan pada hasil perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga manjadi sautu kebiasaan. Contohnya : mudik di hari raya.
Selain hal-hal diatas, agar aturan-aturan atau norma-norma sosial dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat, maka norma-norma tersebut harus melembaga (institutionalized). Agar norma sosial biasa melembaga, maka sebagai berikut.
a) Diketahui
b) Dipahami
c) Ditaati
d) Dihargai
1.     Sistem pengendalian sosial
Didalam kehidupan sehari-hari system pengendalian sosial atau sosial control seringkali diartikan sebagai pengawasan oleh masyarakat terhadap jalannya pemerintahan, khususnya pemerintahan beserta aparaturnya.
Control sosial atau pengendalian sosial terutama bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
Dari sudut sifatnya dapatlah dikatakan bahwa pengendalian sosil dapat bersifat preventif atau represif atau bahkan kedua-duanya.
v Preventif merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dengan keadilan.Misalnya melalui proes sosialisasi, pendidikan formal atau informal.
vSedangkan usaha-usah represif bertujuan untuk mengembalikan keserasian yang pernah mengalami gangguan. Misalnya penjatuhan sanksi terhadap warga masyarakat yang melanggar atau menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku.
Suatu proses control sosial dapat dilaksanakan dengan berbagai cara seperti cara-cara tanpa kekerasan (persuasive) ataupun dengan paksaan (coersive):
Selain cara tersebut dikenal pula teknik-teknik compulsion dan pervasion:
v Compulsion, diciptakan situasi demikian rupa, sehinggan seseorang terpaksa taat atau mengubah sikapnya, yang menghasilkan kepatuhan secara tidak langsung.
Pervasion, norma yang ada di ulang-ulang penyampaiannya sedemikian rupa, dengan harapan bahwa hal tersebut masuk dalam aspek bawah sadar seseorang.dengan demikian orang tersebut akan mngubah sikapnya sehingga serasi dengan hal-hal yang diulang-ulang penyampaiannya itu.
C. Pranata Sosial Yang Ada Dalam Kehidupan Masyarakat
1.     Pranata keluarga
a. Definisi
Pranata keluarga (family institution), dapat didefinisikan sebagai kelompok yang dipersatukan oleh ikatan perkawinan atau pertalian darah atau adopsi yang terbentuk dalam satu rumah tangga saling interaksi dan berkomunikasi melalui peran-perannya.berdasarkan Undang-undang No 1 tahun 1974 pasal 1 dijelaskan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal, berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa.
Sedangkan menurut Goode (1987) mendefinisikan pranata keluarga sebagai suatu unsure dalam stuktur sosial yang memiliki karakteristik universal dan dapat ditemukan dalam kehidupan masyarakat. Beberapa karakteristik pranata keluarga menurut Goode adalah :
1). Keluarga terdiri dari orang-orang yang beratu karena ikatan perkawinan, hubungan darah atau adopsi.
2). Suatu keluarga umumnya memiliki anggota keluarga yang hidup bersama-sama dalam satu rumah dan membentuk rumah tangga.
3). Keluarga merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi dengan tradisi masyarakat setempat.
4). Suatu keluarga dapat mempertahankan kebudayaan secara bersama.
b. Peran dan fungsi keluarga
1). Fungsi keagamaan, merupakan suatu keyakinan yang memiliki kaidah, nilai dan norma untuk mengatur kehidupan manusia, secara individu, keluarga, maupun masyarakat.
2). Fungsi kebudayaan adalah wahana untuk membina keluarga untuk dapat menghormati kebudayaan dan pengembangan kebudayaan.
3). Fungsi reproduksi adalah wahana untuk melanjutkan keturunan yang sehat, berencana dan mampu mensejahterakan, penuh iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4). Fungsi Ekonomi adalah wahana mengembangkan kemampuan ekonomi secara mandiri sehingga para anggotanya mampu mempertahankan hidup.
5). Fungsi edukatif atau pendidikan, adalah wahana pendidikan pertama dan utama mempersiapkan generasi yang lebih baik.
1.     Pranata Ekonomi
a. Definisi
Pranata ekonomi adalah seperangkat norma atau aturan-aturan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat.
b. Peran pranata ekonomi dalam mengatur pola ekonomi manusia adalah sebagai berikut :
1). Pengaturan produksi barang dan jasa
Produksi mencakup kegiatan untuk membuat suatu barang semakin bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Misalnya, produksi gula. Gula mempunyai manfaat dari pada tebu. Untuk melakukan proses produksi diperlukan unsur-unsur produksi berupa tenaga kerja, modal, dan tentu saja bahan mentah atau bahan baku.
2). Fungsi distribusi barang dan jasa
Distibusi adalah proses penyaluran barang dan jasa dari produsen konsumen. Penyaluran barang dan jasa dapat dilakukan secara langsung, yaitu dari produsen ke konsumen, dapat juga melalui pelantara.
3). Fungsi konsumsi barang dan jasa
Suatu kehidupan dikatakan layak jika kebutuhan barang dan jasa dapat terpenuhi. Hidup layak sangat tergantung pada tiga factor: pendapatan, tersedianya barang dan jasa, serta tingkat harga barang dan jasa.
1.     Pranata politik
1.     Definisi
Pranata politik adalah upaya atau kegiatan partai politik sebagai organisasi kemasyarakatan yang memiliki cirri khas tersendiri dan bertujuan untuk mendapatkan kekuasaan dengan berbekal ilmu kenegaraan atau tata Negara.
1.     Peran dan Funsi Pranata Politik
Untuk memenuhi kebutuhan manusia demi memperjuangkan dan melaksanakan kedaulatan rakyat melalui badan legeslatif, eksekutif dan yudukatif untuk mengembangkan dan membina masyarakat ke arah kesejahteraan, ketertiban, dan ketentraman hidup.
1.     Pranata pendidikan
1.     Definisi
Menurut undang-undang RI No 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Satuan pendidikan meliputi pendidikan sekolah dan jalur luar sekolah.
1.     Peranan dan fungsi pranata pendidikan
Fungsi pranata pendidikan dalam masyarakat adalah sebagai berikut :
1) Fungsi manifest, yaitu fungsi yang memiliki peranan membantu seseorang agar mampu secara mandiri mencarai nafkah dan mengembangkan potensinya dalam memenuhi kebutuhan pribadi bersama dengan proses pembangunan.
2) Fungsi laten, yaitu dimana pendidikan dapat menjadi masyarakat tahu akan fungsi yang dimaksud, tapi masyarakat tidak menyadari atau seolah-olah tidak tahu. Misalnya: hasil lulusannya berkualitas rendah akan mengakibatkan tenaga kerja tidak siap memasuki dunia pendidikan
1.     Pranata Agama
1.     Definisi
Pranata agama adalah seperangkat aturan yang mengatur kehidupan manusia, baik manusia dengan sesame mahluk lainnya maupun dengan penciptanya.
1.     Peranan pranata agama
Beberapa fungsi agama yang dapat kita bahas adalah fungsi manifest dan fungsi laten dari agama.
1). Fungsi manifes agama adalah pendidikan agama yang disampaikan bersifat pernyataan terbuka, sarat muatan dan dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat melalui doktrin, ritual, dan perilaku.
2). Fungsi laten agama dalah pendidikan agama yang sebagian kegiatannya tanpa disadari dapat berkembang menjadi pendorong munculnya kegiatan lainnya karena sifatnya tersembunyi, misalnya pada saat pertemuan atau kegiatan keagamaan yang melibatkan banyak umat, mereka umumnya ingin tampil dengan pakaian yang rapi.
1.     Pranata Pelayanan Sosial dan Kesahatan
Befungsi untuk memenuhi kebutuhan melayani warga masyarakat yang terlantar dan membutuhkan pertolongan serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan pemeliharaan kesehatan, kebugaran jasmani, termasuk kecantikan.
1.     Pranata Seni dan Kreasi
Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan penghayatan seni dan pemulihan kesegaran jasmani dan mental. Pranata pembantunya, antara lain : seni rupa, seni musik, seni tari, seni teatre, seni sastra, olah raga, wisata dan hiburan lainnya.
1.     Pranata Ilmiah
Berfungsi memenuhi kebutuhan masyarakat mengembangkan ilmu dan menerapkannya serta menerapkan hasil ilmu dalam bentuk teknologi dan menerapkannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Prana pembantunya, antara lain : penelitian dan pengembangan ilmu dasar, pengembangan dan penerapan ilmu terapan, pengembangan dan penelitian teknologi tepat guna, teknologi tinggi, teknologi pertanian, teknologi penerbangan, dan teknologi komunikasi satelit..
BAB III
PENUTUP
1.     A. Kesimpulan
Pranata sosial terbentuk melalui norma-norma atau kaidah-kaidah yang biasanya terhimpun atau berkisar (bersentripetal atau pengaruh ketitik pusat) di sekitar fungsi-fungsi atau tugas-tugas masyarakat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhab pokok karena tujuannya adalah mengatur cara berpikir dan cara bertindak untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Macam- macam pranata sosial dalam masyarakat adalah pranata keluarga, pranata agama, pranata politik, pranata pendidikan,pranata ekonomi, pranata kesenian, pranata pelayanan sosial, dan pranata ilmiah.
1.     B. Saran
Dalam rangka kedudukan dalam suatu pranata, diharapkan individu warga masyarakat bertindak menurut norma-norma khusus dari kedudukan khusus dalam pranata itu. Tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan tertentu disebut dengan suatu istilah ilmiah, yaitu peranan sosial (sosial role atau role saja).
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Ruswandi.dkk. 2006. Perkembangan Masyarakat dan Budaya. Bandung : UPI Press.
Rukandi, Kanda.dkk. 2006. Perspektif Sosial Budaya. Bandung : UPI Press.
Rohman, Arif.dkk. 2003. Sosiologi. Klaten : PT Intan Prawira.
Ardiwinata, S. Jajat. dkk. 2008. Sosiologi Antropologi Pendidikan. Bandung: UPI Press
Ningrum, Epon. Dkk.2006. Tempat Ruang dan Sistem Sosial. Bandung. UPI Press.


widget pengunjung